Umar RA berkata: ''buatlah perhitungan terhadap dirimu sebelum kau di hadapkan pada neraca perhitunganmu. Agar meringankan perhitungan maka hendaklah kau timbang amal amalmu terlebih dahulu sebelum kelak di hari pembalasan.''
pada hari itu, hari perhitungan semua amal perbuatan seseorang yg akan di bentangkan secara keseluruhan dan tidak ada amal perbuatan sekecil apapun terlupakan atau bisa disembunyikan.
oleh karena itu Umar r.a dalam setiap hendak tidur selalu bertanya pada dirinya , ''apa yang hendak kau katakan kelak kepada tuhanmu, wahai Umar? Dahulu kau dalam kesesatan kemudian di karuniai Alloh suatu hidayah, dahulu engkau tidak bermoral kemudian Alloh mengaruniai kemulyaan''
justeru itu hendakñya kita selalu ingat akañ mati, walaupun dalam kadar ingatan yg minimal , agar berfungsi sebagai penawar dalam keterlenaan khayalan kesenangan yang melalaikan, sehingga kita berusaha mengejar karunia dan pahala yg berkecukupan sebagai bekal di akhirat kelak. Namun yg terjadi, banyak orang yang bukan memperbanyak amalan .
seorang alim berkata,''wahai mereka yg hidup boros, jangan kau di peradaya óleh kesenangan dan harta, karena kematian tidak memandang dia besar atau mulia dan bukan pula sebagai rahmat bagi yang papa. Berhati hati lah dengannya, siapkanlah amal amal sholeh sebagai bekal sebelum tiba suatu hari yang telah di tetapkan dan tidak ada kesempatan walau bagi penipu ulung sekalipun untuk memperdayakan nya.''
pada suatu hari ketika rosululloh saw. sedang berada di dalam rumah mendengar suatu percakapan para sahabat dengan suara keras dan di iringi dengan tawa terbahak bahak memeriahkan majelis tersebut. Kemudian beliau menghampiri dan berdiri di antara salah satu sahabat seraya berkata, ''apakah kalian tidak mengetahui bahwa pembuat susah itu adalah kesenangan ?.''
salah seorang sahabat kembali bertanya,''apakah yang di maksud dengan pembuat susah itu adalah kesenangan ya rosululloh !''
''ingatlah mati.'' jawab rosululloh.
maka meneteslah airmata sahabat yg hadir ketika itu.
jika para sahabat rosululloh yg merupakan pilar dari risalah islam dan sebagai suri tauladan yang seluruh hidupnya hanya untuk beribadah kepada Alloh, mengalihkan tawa ria nya kedalam tangisan yg menyayat karena begitu dahsyat nya maut, bagaimana halnya dengan mereka yang sehari harinya terbenam dalam kemaksiatan, segala bentuk kemungkaran, memakan riba dan harta orang orang lemah dan anak yatim ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar